Jambi, AP- Belakangan ini, pupuk urea bersubsidi produksi PT Pusri Palembang, menghilang di berbagai daerah di Provinsi Jambi. Kuat dugaan, menghilangnya pupuk konsumsi petani miskin itu, disebabkan ulah distributor nakal.
Permainan tersebut dilakukan distributor nakal, dengan cara memperjual belika DO (Delevery Order), kepada pemain pupuk, dan selanjutnya dijual ke daerah Riau dan beberapa perusahaan kayu, yang memproduksi lem, dengan bahan baku pupuk urea.
Sebelum menjual pupuk ke daerah Riau dan beberapa perusahaan playwood dan perusahaan perkebunan, pemain pupuk ilegal, mengganti karung pupuk urea subsidi dengan karung pupuk urea non subsidi, untuk mengelabui petugas.
Hasil investigasi Koran ini dan menurut sumber dari berbagai daerah, menghilangnya pupuk urea bersubsidi tersebut, dikarenakan para kelompok tani dan KUD, atau distributor, yang mendapat izin pendistribusian pupuk urea bersubsidi, tidak mengirim pupuk jatah mereka, kepada petani.
Seperti yang terjadi di daerah Muara Jambi, pupuk bersubsidi di daerah itu, belakangan mendadak menghilang dibeberapa KUD, sehingga petani yang membutuhkan pupuk, terpaksa membeli pupuk non subsidi di toko penyedia kebutuhan pertanian, dengan harga Rp 180 ribu sampai Rep 230 ribu persak.
Padahal seharusya pupuk urea bersubdisi, hanya dibeli dengan harga Rp 53 ribu sampai Rp 60 ribu persak.
Hal yang sama juga terjadi di daerah Batanghari, parahnya lagi, di daerah ini, pupuk urea bersubsidi, tidak bisa ditemukan sama sekali. Tak jauh dari keadaan demikian, di daerah Bungo, Bangko, Tebo, juga mengalami hal yang sama.
Ironisnya, dalam dua pekan belakangan ini, setidaknya tiga kapal kayu bertonase 450 ton sampai 600 ton, sudah bongkar pupuk urea subsidi dari PT Pusri. Seperti kapal Riau Putra (450 ton), kapal Bone Jaya (600 ton), kapal Rahmah, di Pelabuhan Talang Duku.
Sedangkan diketahui hanya satu kapal bermuatan pupuk urea non subsidi, yang bongkar di Pelabuhan Talang Duku, dengan nama kapal Mario, dengan muatan sekitar 600 ton.
Pantauan dari gudang PT Pusri, Lorong H Badar, di daerah Pasir Putih, Kecamatan Jambi Selatan, truk pembawa pupuk urea bersubsidi, yang keluar dari gudang tersebut, bisa dihitung dengan jari.
Sementara itu, pupuk urea non subsidi, terdata puluhan truk sudah dikeluarkan dari gudang tersebut, padahal pupuk urea non subsidi, hanya bongkar satu kapal.
Hal hasil, saat ini, di gudang Pusri, terdapat ribuan ton pupuk urea bersubsidi, yang belum disalurkan. Anehnya lagi, pupuk urea non subsidi, hampir habis tersalurkan.
Ini jelas menimbulkan pertanyaan, mengapa PT Pusri Cabang Jambi, lebih mengutamakan keluarnya pupuk urea non subsidi, sedangkan petani miskin kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi.
Beberapa pemain pupuk illegal, yang sempat dihubungi koran ini mengaku, mereka mendapatkan pasokan pupuk urea bersubsidi, dari daerah Sumsel, terutama di daerah Betung, Sungai Lilin dan Bayung Lincir.
Mereka juga mengaku, saat ini sangat sulit mendapatkan pupuk urea bersubsidi dari Jambi, karena distributor, yang selama ini memasok pupuk tersebut kepada mereka, hanya sedikit mendapat pasokan pupuk urea bersubsidi dari PT Pusri.
Pasokan pupuk urea bersubsidi dari daerah Sumsel ke Jambi untuk disalurkan ke Riau, menurut mereka cukup banyak. Setiap hari setidaknya 30 ton pupuk urea subsidi, bisa mereka datangkan ke Jambi.
Sebaliknya menurut mereka ada indikasi, pupuk urea non subsidi banyak disalurkan ke daerah Sumsel, terutama untuk perusahaan pengeboran minyak. Pupuk urea dipergunakan, untuk melembutkan struktur tanah agar mudah ditembus mata bor.
Mereka juga mengaku, hanya beberapa distributor yang mendapatkan pupuk urea bersubsidi, itu pun dengan jumlah sedikit.
Permainan pupuk bersubsidi, diperparah lagi, banyaknya permintaan pupuk dari daerah Riau, keadaan ini jelas semakin memperluas area permainan mereka untuk menghilangkan pupuk bersubsidi dari pasaran.
Sementara itu data Koran ini menyebutkan, setidaknya ada belasan spekulan pupuk yang saat ini masih gencar bermain dengan pupuk bersubsidi, mereka diantaranya, Yd, Ir, Ket, He, Na, sedangkan sisanya pemain kecil.(arzil ardimas, SH)
.