Jakarta, AP- Departemen Pertanian (Deptan) melalui Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPSDMP) siap mengembangkan 1.200 balai penyuluhan pertanian di 71 kabupaten di 18 provinsi.
Kepala BPSDMP Deptan, Ato Suprapto di Jakarta, menyatakan, pembangunan balai-balai penyuluhan yang akan dipusatkan di wilayah kecamatan itu merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian atau "Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI)".
Program ini merupakan kerjasana dengan Bank Bunia untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan-kecamatan," katanya ketika dihubungi ANTARA.
Ato mengatakan, pembangunan balai-balai penyuluhan pertanian di 71 kabupaten tersebut sebenarnya sudah diprogramkan sejak dua tahun lalu karena program FEATI tersebut merupakan kegiatan lima tahun.
Kepala BPSDMP Deptan, Ato Suprapto di Jakarta, menyatakan, pembangunan balai-balai penyuluhan yang akan dipusatkan di wilayah kecamatan itu merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian atau "Farmers Empowerment through Agricultural Technology and Information (FEATI)".
Program ini merupakan kerjasana dengan Bank Bunia untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan-kecamatan," katanya ketika dihubungi ANTARA.
Ato mengatakan, pembangunan balai-balai penyuluhan pertanian di 71 kabupaten tersebut sebenarnya sudah diprogramkan sejak dua tahun lalu karena program FEATI tersebut merupakan kegiatan lima tahun.
Namun, tambahnya, kegiatan tersebut baru bisa direalisasikan tahun ini karena terhambat revisi anggaran di Departemen Keuangan.
"Sebenarnya Depkeu sudah setuju dan sudah dilakukan tanda tangan, tapi karena ada revisi anggaran maupun pemotongan-pemotongan jadi tertunda pelaksanaanya itu," katanya.
Ditanya tentang anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan 1200 balai penyuluhan pertanian di 18 provinsi tersebut, Ato menyatakan tidak ingat.
Ditanya tentang anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan 1200 balai penyuluhan pertanian di 18 provinsi tersebut, Ato menyatakan tidak ingat.
Selain pengembangan balai-balai penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan, menurut Kepala BPSDMP, pihaknya juga akan mengembangkan program petani sebagai penyuluh mandiri melalui Program Pengembangan Pertanian dan Pemberdayaan Pedesaan (READ) yang bekerjasama dengan Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD).
Melalui program tersebut, kelompok tani (Poktan) serta gabungan kelompok tani (Gapoktan) akan diberikan pelatihan maupun pendidikan untuk melakukan penyuluhan.
"Nantinya penyuluhan pertanian tidak harus dilakukan oleh tenaga penyuluh namun oleh petani sendiri," katanya.
Sebelumnya ketika memberikan pengarahan dalam temu koordinasi kehumasan di lingkungan Deptan, Sekretaris BPSDMP Harniati mengungkapkan sejumlah tantangan dalam pengembangan SDM pertanian.
Tantangan tersebut, tambahnya, yakni menjadikan petani sebagai subyek utama pembangunan pertanian, mewujudkan organisasi petani yang solid dan mandiri serta kelembagaan ekonomi pedesaan yang kuat.
Selain itu, mengembangkan sistem pendidikan pertanian yang mampu menghasilkan SDM pertanian yang siap kerja, mengembangkan sistem penyuluhan yang berbasis kebutuhan petani serta menumbuhkan apresiasi dan minat generasi mudah terhadap bidang pertanian.
Sementara itu, sebagai upaya dalam melakukan revitalisasi penyuluhan pertanian Harniati mengatakan, diantaranya menumbuhkan dan mengaktifkan Poktan dan Gapoktan. Penyusunan peraturan perundangan tindak lanjut UU no 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Penyediaan biaya operasional penyuluh, penyebaran informasi dan penyuluhan pertanian serta pengembangan kelembangaan penyuluhan. dra