Kamis, 20 November 2008

Ratusan Kubik Kayu Bulian Perhari Dieksploitasi

Jambi, AP- Pembalakan liar dalam sekala besar, saat ini tengah terjadi di Tahura Senami, Kabupaten Batanghari. Pembalakan kayu yang mengekploitasi kayu jenis bulian itu, terjadi setiap hari dengan kapasitas besar.
Setidaknya sekitar 100 kubik sampai 250 kubik kayu bulian, yang termasuk jenis kayu dilindungi, keluar dari areal Tahura Senami SultanThaha, perharinya.
Sementara itu, restorasi dan penghijauan Tahura yang tengah dilakukan saat ini, diprediksikan tidak akan menghasilkan apa-apa, jika pembalakan di lokasi tersebut, tidak segera dihentikan.
Data yang diperoleh, dari hasil investigasi di lokasi tersebut menyebutkan, puluhan pembalak liar, saat ini tengah menggerogoti hutan tersebut.
Puluhan pembalak itu, melakukan pembalakan sudah sampai ketengah lokasi Tahura.
Pembalak yang melakukan aktiftas dilokasi tersebut sebagian besar berasal dari daerah Desa Tenam, Desa Sridadi, dan desa sekitar lokasi Tahura. Ironisnya, ada juga pembalak yang berasal dari daerah tetangga, seperti Sumsel.
Saat ini setidaknya ada dua pintu masuk dan keluar, pembalak membawa hasil jarahan mereka dari lokasi tersebut. Diperkirakan, satu hari sekitar 100 sampai 250 kubik kayu bulian keluar daerah tersebut, dengan asumsi prekwensi keluar dalam satu minggu sekitar tiga kali.
Aziz,n Ketua RT 01, Desa Senami, salah seorang pembalak, kepada koran ini mengaku, dia melakukan pembalakan, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, mereka mengakui juga, pembalakan itu dilakukan karena kesal melihat warga pendataang merambah ke hutan Senami.
‘’Kami kesal pak, banyak warga luar yang merambah lahan di areal Senami, sedangkan kami warga dalam saja, tidak ada yang merambah’’jelasnya.
Dijelaskannya, perambah yang berani dan merambah dalam kapasitas besar yakni, Kosim, Warga Sridadi.
Kosim, katanya, saat ini memiliki lahan sekitar 340 hektar, dan sudah dibuka baru sekitar 80 hektar.
Hal senada juga diungkapkan oleh Didit, warga RT 01, Desa Bungku. Menurut dia, kegiatan pembalakan dari jalur Desa Bungku dan sekitarnya, sabagian besar di dalangi warga ‘terhormat’.
Warga terhormat menurut mereka adalah, warga pemilik modal, yang memberikan modal uang dan peralatan, yang bisa dipergunakan untuk melakukan pembalakan. Kedua pembalak itu, selama ini mengetahui bahwa aksi tersebut dilakukan di dalam lokasi Tahura Senami. (di

Tidak ada komentar: