Kamis, 20 November 2008

Razia Gepeng Belum Efektif

Jambi, AP- Sejumlah simpang di Kota Jambi kini makin marak di duduki para pengemis dan anak jalanan (anjal), gelandangan serta pengamen (gepeng), hal ini sudah sangat meresahkan pengguna jalan dan masyarakat di Kota Jambi.

Seperti halnya sejumlah pemuda yang menamakan dirinya anak Punk, dengan tampilan yang cukup menakutkan mereka berdiri dipinggir jalan mengamen dan meminta uang, hal ini tentu saja membuat takut sejumlah pengguna jalan. ‘’Pasti menganggu lah, liatnya aja takut apalagi mereka sering memaksa minta uang,’’ kata Beny, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jambi Sabtu (115/11) siang.

Namun para pengemis ini sepetinya punya alasan tersendiri kenapa mereka melakukan hal tersebut. ‘’Untuk biaya sekolah bang, uangnya kami kasi ke mamak kami untuk biaya sekolah bang,’’ kata pengemis yang tinggal di sungai kambang ini ketika infojambi menemuinya sendang mengemis.

Sayangnya sejumlah razia rutin yang kerap kali digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kota Jambi, untuk memerangi penyakit masyarakat ini hingga kini terkesan belum efektif. Pasalnya sejumlah anjal, gepeng dan psk yang sering kali terangkap razia selalu diberi peringatan kemudian dilepaskan dikarenakan belum ada tempat untuk menampungnya. Seperti razia yang terjadi Minggu malam (12/11), beberapa PSK yang tertangkap razia kemudian dilepaskan lagi karena alasan belum ada tempatnya. ‘’Tempatnya belum tersedia jadi untuk sementara kita data dulu,’’ kata Kakan Pol PP pada

Padahal sudah sejak lama Kepala Dinas PMKS, Djoko Imam Santoso mengungkapkan pembangunan rumah singgah (rusing) untuk digunakan sebagai tepat binaan bagi bagi para anjal, gepeng dan PSK yang tertangkap razia. ‘’Akhir tahun ini sudah bisa digunakan,’’ ujarnya beberapa waktu lalu.

Namun sayangnya, hingga kini belum ada tanda-tanda rusing tersebut akan di gunakan. Dengan alasan keterbatasan dana, Djoko juga pernah menerangkan rusing tersebut sudah dibangun namun masih tak layak huni, ‘’saat ini kita menunggu anggaran biaya tambahan. Makanya sekarang kita hanya bisa mengarahkan mereka dulu,’’ kata Djoko.
Saat infojambi.com mencoba menghubungi Sabtu (15/11), ponselnya bernada tidak aktif bahkan kasubdin yang membidangi masalah tersebut juga terkesan enggan mengangkat telepon dan menjawab sms dari wartawan padahal hendphone nya bernada aktif.

Tidak ada komentar: